Minggu, 30 Juni 2019

Preeklamsi Pada Ibu Hamil








A.Pengertian Preeklamsia
1.       Preeklamsia (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan (Manuaba,1998 ).
2.      Preeklamsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ).
3.       Preeklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Mansjoer, 2000) 4. Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi, edema, dan proteinuria (kamus saku kedokteran Dorland).
4.      Preeklampsia adalah kondisi yang terjadi pada kehamilan yang memasuki usia minggu ke-20, ditandai dengan tingginya tekanan darah tinggi walaupun ibu hamil tersebut tidak memiliki riwayat hipertensi. Preeklampsia biasanya disertai dengan gejala proteinuria (protein di dalam urin), dan bengkak pada kaki dan tangan. Setidaknya preeklampsia dialami oleh 5 hingga 8 persen ibu hamil. Selain itu, diketahui bahwa lebih dari 500 juta perempuan di seluruh dunia meninggal akibat komplikasi yang terjadi pada kehamilan. Sekitar 10 hingga 15 persen dari angka kematian tersebut, diakibatkan oleh preeklampsia yang dialami oleh ibu hamil. Preeklampsia adalah kondisi yang terjadi pada kehamilan yang memasuki usia minggu ke-20, ditandai dengan tingginya tekanan darah tinggi walaupun ibu hamil tersebut tidak memiliki riwayat hipertensi. Preeklampsia biasanya disertai dengan gejala proteinuria (protein di dalam urin), dan bengkak pada kaki dan tangan. Setidaknya preeklampsia dialami oleh 5 hingga 8 persen ibu hamil. Selain itu, diketahui bahwa lebih dari 500 juta perempuan di seluruh dunia meninggal akibat komplikasi yang terjadi pada kehamilan. Sekitar 10 hingga 15 persen dari angka kematian tersebut, diakibatkan oleh preeklampsia yang dialami oleh ibu hamil.

B.Klasifikasi Preeklamsia
    Preeklamsia digolongkan menjadi 2 golongan :
1.      Preeklamsia ringan :
  • kenaikan tekanan darah diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dengan 2 kali pengukuran berjarak 1jam atau tekanan diastolik sampai 110mmHg
  • kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau > atau mencapai 140 mmHg.
  • protein urin positif 1, edema umum, kaki, jari tangan dan muka. Kenaikan BB > 1Kg/mgg.

2.      Preeklampsia berat :
  • tekanan diastolik >110 mmhg
  • protein urin positif 3, oliguria (urine, 5gr/L). hiperlefleksia, gangguan penglihatan, nyeri epigastrik, terdapat edema dan sianosis, nyeri kepala, gangguan kesadaran.

C. Penyebab Terjadinya Preeklampsia
1.      Pembuluh darah bermasalah
Preeklampsia terjadi karena adanya gangguan pada pertumbuhan serta perkembangan plasenta. Hal ini menyebabkan terganggunya aliran darah ke bayi maupun ibu. Pada awal kehamilan, pembuluh darah mulai berkembang sempurna untuk membawa darah ke plasenta.
Namun pada wanita yang mengalami preeklampsia, perkembangan pembuluh darahnya tidak sempurna. Pembuluh ini menyempit dan tidak merespon hormon stimulan yang menyebabkan penurunan jumlah darah.
Penyebab fenomena ini dapat berupa kurangnya aliran darah ke rahim, kerusakan pembuluh darah, masalah sistem imun, dan DNA ibu.
2.      Plasenta tidak berfungsi baik
Para ahli meyakini bahwa penyebab preeklampsia berasal dari plasenta yang berfungsi sebagai pemberi nutrisi untuk bayi saat di dalam kandungan.Saat pembuahan terjadi, telur yang telah dibuahi akan menempel pada rahim sampai proses kelahiran nanti. Ketika proses itu terjadi, telur hasil pembuahan akan membentuk “akar” dari pembuluh darah dan lama kelaman menjadi plasenta janin.
Agar akar plasenta berfungsi baik, dibutuhkan nutrisi cukup dari makanan yang ibu makan. Saat ibu tidak mengonsumsi nutrisi yang kandungannya butuhkan, ini menyebabkan fungsi plasenta jadi terganggu. 
D.Tanda dan Gejala Preklamsia pada ibu hamil
1.      Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi saat hamil merupakan salah satu tanda bahaya. Meski demikian, hipertensi saat hamil tidak selalu berarti Anda mengalami preeklamsia.
Hipertensi dapat didefinisikan tekanan darah lebih dari 140/90 yang diukur pada dua momen yang berbeda, paling tidak berjeda 6 jam. Pastikan Anda mengetahui dan mengontrol rutin tekanan darah Anda sebelum hamil dan selama hamil.
2.      Proteinuria
Proteinuria atau adanya protein di urine disebabkan karena protein yang seharusnya disaring oleh ginjal, “lolos” dan keluar bersama urine.
Pada kondisi preeklamsia, proses filtrasi pada ginjal Anda mengalami kerusakan sementara. Jika protein dengan pengukuran adalah +1 atau lebih, maka dapat mengindikasikan adanya preeklamsia.
3.      Pembengkakan di area tubuh tertentu
Bengkak pada area tubuh tertentu wajar dialami oleh ibu hamil, terutama di area kaki. Namun jika bengkak juga terjadi di area tubuh lain seperti wajah, mata, atau tangan, bisa jadi itu merupakan pertanda preeklamsia.
Jenis bengkak yang biasanya terjadi adalah pitting edema. Artinya, bila Anda tekan jempol ke area kulit yang bengkak, maka membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali seperti semula.
4.      Nyeri pada area perut
Nyeri pada area perut (biasanya di perut kanan atas) dan bahu memang bisa menandakan adanya gangguan di saluran cerna atau penendangan oleh bayi. Akan tetapi, nyeri ini juga dapat menjadi gejala preeklamsia atau sindrom HELLP.
Oleh karena itu, Anda perlu selalu waspada terhadap rasa nyeri yang terjadi pada saat kehamilan, terutama nyeri di area perut.
5.      Pandangan kabur
Gangguan penglihatan dapat menjadi salah satu gejala serius pada preeklamsia. Kondisi ini dapat berkaitan dengan iritasi di sistem saraf pusat atau adanya pembengkakan di otak.
Gangguan penglihatan dapat berupa mata buram, melihat kilauan cahaya, adanya bintik-bintik di mata, atau lebih sensitif terhadap cahaya.
6.      Sesak napas
Sesak napas yang ditandai dengan denyut nadi cepat dan penurunan kesadaran dapat menjadi gejala dari preeklamsia. Jika Anda mengalaminya, bisa jadi disebabkan oleh peningkatan tekanan darah di tubuh.
Selama hamil, penting bagi calon ibu untuk mendengarkan insting dan nalurinya, terutama jika merasa ada sesuatu yang “tidak normal” atau tidak seperti biasanya. Apalagi jika Anda sudah mengalami tanda-tanda preeklamsia tersebut, segeralah menemui dokter agar komplikasi dari preeklamsia dapat dicegah.
E.Dampak Preeklamsia pada janin
Preeklampsia yang parah dapat memberikan risiko berbeda pada setiap janin. Bahaya utamanya adalah janin bisa kekurangan gizi karena kekurangan pasokan darah dan makanan yang dialirkan plasenta.Kondisi tersebut bisa menyebabkan tumbuh kembang bayi terganggu. Janin bisa berisiko lahir cacat hingga lahir mati akibat tidak mendapatkan makanan yang cukup.
Beberapa penelitian juga sudah menunjukkan bahwa preeklampsia dapat membuat bayi berisiko terkena penyakit tertentu. Antara lain penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, diabetes, dan hipertensi. Ini karena janin harus bertahan dengan pasokan nutrisi yang terbatas sewaktu di dalam kandungan. Bayi yang lahir dengan berat rendah saat lahir, atau yang telah mengalami perubahan pertumbuhan plasenta berisiko lebih besar untuk mengalami penyakit jantung koroner, hipertensi dan diabetes saat dewasa.



Karya Puisi 2022

  Mengejar Bayangan Semu Karya_Kurnia Tanggal Penulisan 02 Juni 2022 Cinta pernah memerahkan hatiku Hingga membuat mataku tak mampu meliha...